Senin, 16 Oktober 2017

Ekonomi Loyo, Kerajinan Rotan Hanya Bisa Jadi Jag Murah


Ekonomi Loyo, Kerajinan Rotan Hanya Bisa Jadi Jag Murah

Ia juga mengharapkan perhatian pemerintah seperti pengadaan alat kerja dan mesin. "Karena sejauh ini perhatian dari
pemerintah masih kurang, "katanya. Harga beli kerajinan rotan yang dijual, yang dikenal dengan nama Bahtiar mengikuti biaya pasar.
meja makan Rp 2.500.000 - Rp 5.000.000 per pasang, rotan sofa Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 per potong, kursi tamu Rp 2.500.000 - Rp.
5.000. 000 per kelompok, Rp 100 juta - Rp 250 ribu per kapling, coffee shop Rp 150 ribu - Rp 350 ribu per
Kursi, buah jar Rp 25 juta - Rp 45 ribu per buah. (una) BANDA ACEH - Pembangun rotan di Aceh Besar akhir-akhir ini mengandalkan
pada barang-barang keluarga yang tersedia untuk ayunan bayi, keranjang buah, dan keranjang pakaian dan kiriman, contoh kerudung, dan
banyak lainnya, ke pasar. Motifnya, meski ekonomi di Aceh lesu, kerajinan murah tetap dibutuhkan oleh
masyarakat. Menurutnya bisnis rotan tidak terlalu berkembang dan bisa bertahan, tidak mati. Oleh karena itu, mereka tidak hanya membuat tabel dan
Kursi yang harganya mencapai jutaan rupiah per kelompok, namun juga perlu menghasilkan kebutuhan rumah tangga yang dibutuhkan
puluhan ribu ribu dolar, jadi yang bisa dibeli oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Menurut Ketua Umum
Asosiasi Perajin Rotan Indonesia (APRI) Aceh Besar, Bahtiar M Jamil ke Serambi, Senin (8/2), tidak mudah untuk
dia terus bertahan di tengah ekonomi dengan daya beli berkurang. Dia mengatakan perajin harus kreatif dan
jeli mengamati kebutuhan pasar ini agar konsekuen generasi diliputi masyarakat. Terhubung dengan bahan ini
Termasuk, hingga saat ini masih bisa diakses yang diimpor dari Aceh Utara, Pidie, Aceh Besar, dan Meulaboh. Harga jual rotan Rp
8.000 per kilogram, dan juga Rp 10.000 setiap batang rokok. "Ini adalah harga rotan alami dan belum diproses, kalau memang begitu
Diolah dengan uap yang berasal dari air matang maka harganya berbeda lagi, "katanya yang telah memulai perusahaan rotan sejak
1992. Dia menjelaskan untuk mendapatkan pengembangan kerajinan rotan ini berkembanglah pemerintah dan pengusaha yang bergerak di bidang kopi
toko dan restoran, restoran diharapkan bisa memanfaatkan produksi kerajinan rotan dari daerah itu sendiri. "Selama ini
Waktu yang sering diimpor dari Medan, tapi kualitas yang dihasilkan oleh perajin kami juga bagus dan harga bersaing. Dengan demikian kami berharap
Perputaran uang di Aceh bisa berjalan, dan menumbuhkan ekonomi masyarakat, "kata Bahtiar yang juga pengusaha rotan dan bambu.
di Gampong Peuniti, Banda Aceh.Baca juga: plakat kayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar