Rabu, 06 Desember 2017

Setelah berbelanja, Menteri Eko kemudian pintu persimpangan RI-Timor Leste di Motaain, dan panen bawang di Fatuketi Desa, Kecamatan Kakuluk Mesak


Setelah berbelanja, Menteri Eko kemudian pintu persimpangan RI-Timor Leste di Motaain, dan panen bawang di Fatuketi
Desa, Kecamatan Kakuluk Mesak. Atambua-Menteri Kelurahan, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes
PDTT) Eko Putro Sandjojo mengunjungi perbatasan RI-Timor Leste pada hari Selasa (16/8). Evarista Adek, salah satu dari 75 anggota tim wanita
mengatakan untuk memproduksi satu kain tenun membutuhkan waktu satu bulan dengan harga bervariasi dari 750.000 persen menjadi Rp1,2 juta per saham.
"Saya sudah berbicara dengan Bupati Belu, agar kerajinan ini bisa diproduksi dan orang lain juga bisa membeli di sini, karena saya lihat
Ibu juga bisa membuat seragam sekolah, seragam pegawai negeri dan TNI, "katanya kepada wartawan. Baca Juga: Besok, Tempe Tahu
Pengrajin di Kupang Tidak Mogok Tim kerajinan yang dibangun sejak 2013 telah mengantarkan kerajinan ke daerah yang dijual
Timor Leste. "Saya bisa memamerkan semua barang kerajinan ini di kantor untuk promosi," kata Menteri Sandjojo. Melalui kunjungan tersebut,
Menteri Sandjojo berhenti di tempat kerja Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu untuk memuaskan para anggota
kru 'Ida Laran Ida' dari 75 wanita. Menteri langsung membeli berbagai kerajinan sawah, seperti dompet syal
dan 10 kain tenun bernilai Rp 5 juta. Bahan kerajinan ini terbuat dari bahan scrap. Apakah motif Marabo yang bahannya datang
dari benang kapas Ia berharap agar bisa bermanfaat bagi warga, kerajinan warga ini bisa dikembangkan.Baca juga: map ijazah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar